Senin, 29 Maret 2021

REFLEKSI 90 :: PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA (Minahasa Utara) MARIA JOSEPHINE CATHERINE MARAMIS

 

Maria Josephine Catherine Maramis lahir di Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872. Wafat di Maumbi, Kalawar, Minahasa Utara, 22 April 1924, dalam usia 52 tahun. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969, Pemerintah RI menganugerahi Ibu Maria Yosephine Catharina Walanda Maramis gelar Pahlawan Pergerakan Nasional.

Setiap tanggal  1 Desember, masyarakat Minahasa, memperingati HARI IBU MARIA WALANDA MARAMIS. Sosok pendobrak ada, peuang kemajuan dan emansipasi perempuan dalam duni politik dan pendidikan.

Nicholas Graafland,  dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap",  1981, Maria adalah  salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk mengembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".

Untuk mengenang jasanya, telah dibangun Patung Walanda Maramis di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, 15 menit perjalanan dai Kota Manado.

Maria menjadi yatim piatu pada saat ia berumur enam tahun karena kedua orang tuanya jatuh sakit dan meninggal dalam waktu yang singkat. Paman Maria yaitu Mayor Ezau Rotinsulu,  kepala distrik di Maumbi membawa Maramis dan saudara-saudaranya ke Maumbi dan mengasuh dan membesarkan mereka.

Maria beserta kakak perempuannya dimasukkan ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu dasar seperti membaca dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan sejarah. Ini adalah satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh Maramis dan kakak perempuannya karena perempuan pada saat itu diharapkan untuk menikah dan mengasuh keluarga.

Setelah pindah ke Manado, Maramis mulai menulis opini di surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang. Dalam artikel-artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga. Kewajiban  ibu mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya.

Maramis menikah dengan Joseph Frederick Calusung Walanda, seorang guru bahasa pada tahun 1890. Setelah pernikahannya dengan Walanda, ia lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Mereka mempunyai tiga anak perempuan. Dua anak mereka dikirim ke sekolah guru di Bayavia.

Menyadari wanita-wanita muda saat itu perlu dilengkapi dengan bekal untuk menjalani peranan mereka sebagai pengasuh keluarga, Maramis bersama beberapa orang lain mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT). 8 Juli 1917).  Tujuan organisasi ini adalah mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar. Sedang tujuan yang lebih kongkret::

  1. Menyediakan suatu waktu bagi kaum perempuan Minahasa agar mereka dapat saling bergaul dan mengenal
  2. Membawa masa depan pemuda Minahasa
  3. Membiasakan para perempuan Minahasa untuk mengeluarkan dan merumuskan pandangan-pandangan serta pikiran-pikirannya secara bebas

Melalui kepemimpinan Maramis di dalam PIKAT, organisasi ini tumbuh  dan berkembang. Cabang-cabang PIKAT ada di: Maumbi, Tondano, dan Motoling. Selain itu, cabang di luar Minahasa antara lain di:  Sangir Talaut (Sangihe-Talaud), Poso, Gorontalo, dan Ujung Pandang. . Cabang di Jawaung, Cimahi, Magelang, dan Surabaya.

 

 


Tanggal 2 Juni 1918, PIKAT memembuka sekolah di Manado. Hal-hal praktis seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan menjadi prioritas pembelajaran. Marimis tetap bekerja dan berkarya hingga wafat, 22 April 1924.

Untuk menghargai peranannya dalam pengembangan keadaan wanita di Indonesia, Maria Walanda Maramis mendapat gelar Pahlawan Pergerakan Nasional dari pemerintah Indonesia, 20 Mei 1969. 

REFLEKSI:

Peran seorang ibu dalam keluarga tidak tergantikan. Seorang ibu adalah guru pada sekolah pertama dan utama yakni KELUARGA...

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...