Senin, 29 Maret 2021

REFLEKSI : 89 PAHLAWAN NASIONAL SILAS PAPARE

\

 

Silas Papare lahir di Seruni, Papua, 18 Desember 1918. Wafat  7 Maret 1979. Silas Papare adalah Pahlawan Nasional,  berdasarkan Keppres No. 077/TK/TH. 1993, 14 September 1993. Namanya, diabadikan untuk Kapal Perang Konver-Kelas Parchim TNI AL, KRI Silas Papare dengn nomor lambung 386. Juga, diabadikan  untuk nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara di Sentani, Jayapura  menjadi Lanut Silas Papare Jayapare. Selain itu, didirikan Monumen Silas Papare di dekat Panta dan Pelabuhan Laut Seruni.

Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan

Penganut Kristen Protestan  militan dengan pendidikan Sekolah Rakyat Tiga (Voalk Scool) di Waropen.   Sesudahnya, melanjutkan ke Sekolah Perawat Empat di Serui.  Bekerja di  Rumah Sakit Minyak Belanda di Babo. Menjelang Jepang masuk Silas Papare pindah ke Rumah Sakit Serui. Pada tanggal 4 Juni 1944 dengan berani mengkoordinasikan gerakan rakyat membantu Tentara Sekutu bertepatan dengan pendaratan sekutu pertama kalinya di Teluk Wombai, saat itu diberi bintang jasa pangkat Sersan Kelas II.

 


 

Akhir perang dunia terlibat pekerjaan palang merah sedunia. Tanggal  25 Desember 1945 menentang  Belanda dan dipenjarakan di Jayapura. Pada konferensi Malino tahun 1946 di Makasar mengusulkan IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederland) dalam sebuah tabloid Suara Irian.  Pada 29 November 1946 mendirikan partai pertama di Irian Barat yaitu Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) Silas Papare ditangkap dan dipenjarakan di Biak.

Pada tanggal 17 Juli 1947 merencanakan pemberontakan dan menduduki stasiun radio,  tetapi gagal, tertangkap dan dipenjarakan lagi di Serui. Tanggal 17 Agustus 1949 diangkat sebagai wakil rakyat Japen Waropen/Serui untuk terus mengikuti perundingan KMB di Den Haag Belanda, kembali ke Indonesia dan menetap di Jakarta. Kemudian Silas Papare ditunjuk pemerintah RI mewakili Irian Barat sebagai Anggota Penasehat Delegasi RI ke New York dan turut menyaksikan penandatanganan New York Agreement.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

(1)     Menjadi pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Dia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga, dia sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya dia dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

(2)     Mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI pada bulan Oktober 1949 di Yogyakarta.

(3)     Aktif dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) juga diminta oleh Soekarno menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam New York Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda perihal Irian Barat.

(4)     Menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) setelah penyatuan Irian Barat dengan RI.

Untuk mengenang jasa-jasa Silam Papare, namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor lambung 386. Selain itu, dididirkan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...