Senin, 29 Maret 2021

REFLEKSI : 88 PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA DR. JOHANNES LEIM

 Dr. Johannes Leimena adalah PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA,  pada tanggal 1 November 2010, dengan Keputusan Presiden Nomor 52/TK/TAHUN 2010 tanggal 8 November 2010.

Sebagai Menteri paling lama di bawah Presiden Sukarno, sekitar 20 tahun tanpa terputus  masuk dalam 18 Kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir II, 1946. Dr. Johannes Leimena, lahir di Kota Ambon, 6 Maret 1905. Wafat di Jakarta, 29 Maret 1977.

Leimena berasal dari Ambon. Beragama Kristen, Orangtua Dr. Johannes,  Dominggus Leimena, merupakan guru yang diperbantukan ke sekolah dasar di Ambon.  Ibunya.  Elizabeth Sulilatu juga merupakan seorang guru.  

Pada tahun 1914, Leimena pindah ke Cimahi, Jawa Barat, karena pamannya diangkat menjadi kepala sekolah. Setelah sembilan bulan, pamannya dipindahkan lagi ke Batavia, sehingga Leimena turut ke Batavia

Dr. Johannes Leimena turut serta dalam pergerakan Kebangkitan Nasional, sebagai anggota Jong Ambon. dan Christen Studenten Vereniging (Perkumpulan Pelajar Kristen).  Ia pun menjadi Panitia  Kongres Pemuda Pertama  dan Kedua. Dalam perihal keagamaan, Leimena juga aktif dalam oikumene.

Tahun  1930 lulus Stovia. Ia berkerja di berbagai rumah sakit, mulai di Batavia dan Bandung. Selama pendudukan Jepang, Dr. Johannes Leimena , menjadi dokter di Purwakarta dan Tangerang. Selagi menjadi dokter, Dr. Johannes Leimena,  melanjutkan studinya di Geneeskundige Hoogeschool te Batavia, lulus tahun 1939, dengan spesialisasi penyakit hati.

Leimena masih bertugas di Tangerang saat Proklamasi Kemerdekaan RI.  Gugurnya 30 orang kadet TKR  dalam Peristiwa Lengkong, Dr. Johannes Leimena merawat sejumlah korban luka.  Selama  menjalankan tugas, Leimena bertemu Sukarno yang menjenguk korban.

Dua bulan setelah peristiwa ini, Dr. Johannes Leimena, diundang untuk menjadi Menteri Muda Kesehatan, dalam Kabinet Sjahrir II. Awalnya ia menolak,  karena tugasnya sebagai dokter, namun Amir Sjarifuddin, salah satu temannya,  mendorong untuk menerima tawaran tersebut. 


 

Leimena ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan dalam Kabinet Amir Sjarifuddin I, tanggal 3 Juli 1947, dan terus menjabat sebagai Menkes sampai  jatuhnya Kabinet Wilopo, 1953.

Selama periode revolusi, Leimena berperan dalam pendirian Parkindo, 1947. Leimena ditunjuk menjadi Ketua Umum Parkindo seusai Kongres III Parkindo,  April 1950. Di luar jabatannya sebagai menteri Leimena juga menjabat Ketua Umum organisasi Pemuda Indonesia Maluku (PIM), suatu organisasi  yang didirikan Johannes Latuharhary, beranggotakan pemuda Ambon yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Selama menjabat menteri, Leimena awalnya tinggal di Jakarta, namun pada tahun 1946 ia pindah ke Yogyakarta. Leimena dikirim sebagai anggota tim perundingan:

1)      Perundingan Linggarjati, 1946

2)      Perjanjian Renville  dan Perjanjian Roem-Roijen, 1948

3)      Konferensi Meja Bundar, 1949

Selain di Parkindo, Leimena juga berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kini PGI, tahun 1950. Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi gereja dan negara. 

 

 

Saat Orde Baru berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari tugasnya sebagai menteri. Meski, bersedia menjadi anggora Dewan Pertimbangan Agung (DPA), hingga 1973. Usai aktif di DPA, ia kembali melibatkan diri dalam  lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut dibesarkannya seperti Parkindo, DGI, UKI, STT.

 

Jabatan yang pernah diemban Dr. Johannes Leimena

1)      Menteri Muda Kesehatan. Kabinet Sjahrir II, 12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946

2)      Wakil Menteri Kesehatan,  Kabinet Kabinet Sjahrir III, 2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947

3)      Menteri Kesehatan, Kabinet Amir Sjahrifuddin I, 3 Juli 1947 – 11 November 1947

4)      Menteri Kesehatan,  Kabinet Amir Sjahrifuddin II,  11 November 1947 – 29 Januari 1948

5)      Menteri Kesehatan,  Kabinet Hatta I, Januari 1948 – 4 Agustus 1949

6)      Menteri Negara,  Kabinet Hatta I, 4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949

7)      Menteri Kesehatan, Kabinet Republik Indonesia Serikat, 20 Desember 1949 – 6 September 1950

8)      Menteri Kesehatan,  Kabinet Natsir,   6 September 1950 – 20 Maret 1951

9)      Menteri Kesehatan, Kabinet Sukiman-Suwirjo. 27 April 1951- 3 April 1952  

10)  Menteri Kesehatan, Kabinet Wilopo, 3 April 1952- 30 Juli 1953 

11)  Menteri Kesehatan, Kabinet Burhannuddin Harahao, 12 Agustus 1955- 24 Maret

12)  Menteri Sosial, Kabinet Juanda, 9 April 1957- 10 Juli 1959 

13)  Menteri Distribusi,  Kabinet Kerja 1,  10 Juli 1959- 1960 

14)  Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi , Kabinet Kerja II, 18 Februari 1960- 6 Maret 1962 

15)  Wakil Menteri Pertama I, Kabinet Kerja III, 6 Maret 1962- 13 Desember 1963 

16)  Wakil Perdana Menteri II, Kabinet  Kerja IV, 13 November 1963- 27 Agustus

17)  Menteri Koordinator, Kabinet  Dwikora I, 27 Agustus 1964- 22 Februari 1966 

18)  Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan,  Kabinet Dwikora II, 24 Februari 1966- 27 Maret 1966  Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum, Kabinet Dwikora II, (27 Maret 1966- 25 Juli 1966

REFLEKSI:

Dr. Johannes Leimena orang hebat, Berintegritas, cerdas, bijaksana, beretos kerja, bereligiositas mendalam, dan patriotis...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...