Senin, 01 Maret 2021

REFLEKSI: (9) BELAS KASIH


Ada kisah menarik dari kehidupan Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769-5 Mei 1821) Suatu hari, seorang ibu mendatangi Napoleon memohon pengampunan bagi puteranya, yang akan dijatuhi hukuman mati. Napoleon mengingatkan pada ibu itu tentang kejahatan anaknya yang sudah keterlaluan. Hukuman paling tepat ialah: hukuman mati.

 

Tetapi dengan cepat ibu itu menjawab: "Sir, not justice, but mercy" (Tuan, bukan keadilan yang saya mohon tetapi belas kasihan) Napoleon menjawab: "Tetapi anakmu tidak layak menerima belas kasihan". Lalu ibu itu menangis seraya berkata: "Tuan bukanlah belas kasihan namanya, jika ia layak menerimanya". Napoleon tertegun sejenak, kemudian berkata: "Benar juga ibu. Dan saya mau memberikan belas kasihan”. Anak itu pun dibebaskan.

 

Kisah tersebut menggambarkan sebuah konsep tentang belas kasihan terhadap kita manusia. Dari kisah ibu dengan Napoleon, kita mendapatkan gambaran mengenai bagaimana sebenarnya bentuk belas kasih itu. Belas kasih dianugerahkan kepada manusia yang sebenarnya tidak layak menerimanya. Itulah inti dasar dari sebuah belas kasih.

 

Dalam semua kegiatan, baik pekerjaan, kehidupan pribadi, maupun kehidupan sosial, orang yang berbelas kasih akan selalu percaya diri. Rasa percaya diri menghantarkan kita menjadi orang yang supel, hangat, berempati, dan berbela rasa.

Orang yang percaya diri, di mana pun berada akan menghadirkan kehangatan hingga orang-orang sekitar ikut merasakan energi itu. Artinya, orang-orang dengan belas kasih yang tinggi terhadap sesama, tidak jarang hidupnya lebih terlihat tenang dan tenteram, ramah serta murah senyum.

 

Orang lain merasakan kedamaian berada di dekatnya: “Kebahagiaan tertinggi adalah kedamaian”.

Belas kasih bukan hanya menjadi tujuan; belas kasih merupakan sebuah sikap hidup. Sikap hidup yang didasarkan pada tiga kata kunci melihat, tergerak, dan bertindak.

 

Semuanya diawali dengan melihat: melihat orang lain, dalam keunikan dan martabatnya. Memperhatikan orang lain dan membuka diri pada orang itu. Hal ini berarti kita tergerak karena orang lain, sehingga kita membiarkan orang lain tersebut masuk dalam hati kita. Hal ini merupakan langkah kedua. Orang lain tersebut sungguh sadar akan perhatian itu dan akhirnya kita bertindak, ketika kita melakukan sesuatu pada mereka, maka mereka menjadi tetangga kita dan sesama kita.

 

Betapa hidup kita bersama sering tanpa belas kasih. Itulah sebabnya aksi brutal dan kekerasan sering kita dengar, lihat dan alami. Aksi brutal dan kekerasan tak hanya berupa tindakan, tetapi juga yang bersifat verbal. Orangtua terhadap anak. Anak terhadap pembantu. Sesama orangtua di antara suami-istri. Sesama anak dalam keluarga. Juga antara orang dewasa yang berbeda paham, ideologi dan agama bisa muncul kebrutalan dan kekerasan verbal.

 

Dunia membutuhkan belas kasih. Kita pun diundang untuk berbelas kasih. Untuk itu perlulah kita bertobat secara personal agar bisa mengalami belas kasih Allah dan menjadi pelaku belas kasih kepada sesama dan semesta. Belas kasih kepada sesama kita upayakan melalui perhatian kita kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Belas kasih kepada semesta kita upayakan melalui gerakan ekologis pelestarian keutuhan ciptaan.

 

Seorang ibu, tentu merasa bertanggung jawab terhadap anak yang telah dilahirkannya.Sehingga menimbulkan belas kasih untuk menjaga dan merawat. Hingga pada tahap selanjutnya, seorang ibu akan berpikir dan mencari cara agar kebutuhan anaknya terpenuhi. Seperti itulah orang-orang dengan belas kasih yang tinggi.

Rasa tanggung jawab terhadap sesamanya, memicu diri sendiri untuk mencari cara agar bisa memenuhi kebutuhan orang lain.

 

Belas kasih itu pun memunculkan semangat untuk lebih giat bekerja, bahkan berjuang membangun sarana-sarana yang bisa membantu orang-orang melakukan kegiatan positif.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...