Selasa, 16 Maret 2021

REFLEKSI : 73 KESAL

Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia. Jangan  kesal karena orang yang berhasil dalam hidupnya,  karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah kesal dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan kesal,  itu hanya membawa kepada kejahatan.  Sebab  orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan,  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan  Tuhan akan mewarisi negeri. (Mazmur 37:7-9)

Kesal  sering mencengkeram  tanpa kita inginkan.  Terkadang merusak  dalam menjalankan aktivitas seharian. Terkadang saat kesal  emosi negatif meluap. Meradang, melawan. Itu  dapat menjerumuskan kita lekas kendali. Kisah ibu memukul anaknya hingga tewas karena PJJ, ayah yang menggantung putrinya demi dendam pada istrinya  bersumber ketidakmampuan meregam emosi negatif.

Dalam situasi seperti itulah kata-kata kasar, perbuatan yang tidak kita inginkan akan terjadi. Saat kita tidak mampu mengendalikan diri, kesal dapat menyebabkan PERTENGKARAN, PEMUKULAN, SUMPAH SERAPAH...

Ketika orang lain membuat kesal, maka jangan membalasnya dengan kekesalan pula. Karena sikap buruk dibalas dengan keburukan tidak akan pernah menghasilkan akhir kebaikan. Bersikaplah  dengan penuh pengertian, tariklah napas panjang, dan sadarlah kita  sedang diuji dengan masalah yang dititipkan pada seseorang.

Tetap berpikir positif dan beranggapan bahwa semua bagian hidup selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Memaafkan lebih awal adalah perilaku yang mulia. Kita telah  menutup jalan untuk memiliki hubungan buruk dengan orang lain. Jangan pernah tinggalkan amarah dengan seseorang, karena hal tersebut hanya akan memberi dampak negatif.

Jika  kita merasa tersakiti dan merasa kecewa, itu wajar selama kita masih menjalani kehidupan sebagai manusia normal. Wajar dalam dinamika hidup  keseharian. Namun jika kita merasakan kesal  dan kecewa berkepanjangan yang sampai berlarut-larut, bahkan sampai menahun, hal tersebut tentu tidak bisa dikatakan normal lagi. Realitas ini akan mengakibatkan berbagai macam gangguan mental yang parah seperti depresi, frustas,  dan bahkan traumatisme.


 

Saat kita sedang berada dalam state berbagai emosi negatif (apa lagi yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama) kita akan cenderung memiliki  “sensitivitas” yang lebih tinggi atau memiliki “daya magnet” yang membuat berbagai emosi negatif muncul.  Kita menjadi mudah marah, mudah sedih, mudah tersinggung, mudah kecewa dan kemudahan-kemudahan lain dalam mengalami kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya.

Sahabat, ada ayat emas terpilih untuk kita pahami, hayati, dan terapkan dalam peziarahan hidup ini agat kita berintegritas:

Mazmur 37 : 8  

Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Tenggelamkan amarah dan tinggalkan murka. Jangan marah karena hanya mendatangkan kejahatan”

Efesus 4 : 26

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganolah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu."

 

Matius 5:22

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah f terhadap saudaranya harus dihukum; g siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama h dan siapa yang berkata: Jahil 1 ! harus diserahkan ke dalam neraka i yang menyala-nyala.

 

2 Timotius 2 : 25-26

Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis

Yakobus 1 : 19 – 20

Hai saudara-saudara  yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah j manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah

 

Amsal 29 : 11

Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, s tetapi orang bijak akhirnya meredakannya. Orang bodoh mengeluarkan seluruh kemarahannya, tetapi orang berhikmat berdiam menahannya. Orang bodoh itu mengeluarkan segala kepikiran hatinya, tetapi orang yang berbudi menahankan dia sampai kemudian kelak.

Sering, kita kesal melihat orang lain sukses, berkedudukan, secara materi tidak berkekurangan karena curang. Kesal juga melihat kenalan  memiliki gelar karena curang. Kesal juga menyaksikan wakil rakyat, pejabat negara menggebu untuk membela rakyat miskin tertindas, masa bodoh setelah kedudukan didapatkan.  Peristiwa semacam, tidak mengherankan,  jika  membuat orang merasa iri dan marah. Tetapi, apa yang didapat dari kemarahan dan keirihatian itu?

Kehidupan memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Kadang kita menghadapi tantangan dan badai hidup yang dapat menggoyahkan iman kita. Tetapi semua itu dapat menjadi sebuah jalan agar kita makin berakar dan bertumbuh di dalam Tuhan. Saat melewati hari-hari yang sulit itu, membaca firman Tuhan dapat menguatkan kita untuk terus berjuang di dalam Dia.

Mari terus berharap pada kekuatan dan penghiburan dari-Nya...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...