Senin, 15 Maret 2021

REFLEKSI : 62 RENDAH HATI


Kerendahan hati membuat kita selalu menyadari kelemahan kita. Kita  bergantung kepada rahmat Tuhan. Itulah sebabnya, iman harus dipahami sebagai kerendahan hati secara rohani yang melibatkan akal budi, sehingga seseorang dapat menerima kesaksian Tuhan tentang Diri-Nya, tentang manusia, dan semua realitas kehidupan. Jadi, kerendahan hati adalah sikap hati untuk tunduk kepada Tuhan.


Pengenalan yang benar tentang Tuhan menghantar pada pengakuan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia menurut gambaran-Nya, dan bahwa manusia diciptakan untuk mengasihi, sebab Allah adalah Kasih. Dalam kasih ini, Allah menginginkan persatuan dengan setiap manusia, sehingga mengutus Putera-Nya yang Tunggal untuk menghapuskan dosa.

Kesadaran akan hal ini,  membawa kita pada kebenaran: kita bukan apa-apa, dan Allah adalah segalanya. Meskipun kita ini pendosa, tetapi sangat dikasihi oleh-Nya. Keseimbangan antara kesadaran akan dosa kita dan kesadaran akan kasih Allah ini membawa kita pada pemahaman akan diri kita yang sesungguhnya. Kesadaran ini menghasilkan kerendahan hati, yang menurut St. Thomas adalah dasar dari bangunan spiritual atau ‘rumah rohani’ kita.

Kerendahan hati membuat kita selalu menyadari kelemahan kita. Kita  bergantung kepada rahmat Tuhan. Itulah sebabnya, iman harus dipahami sebagai kerendahan hati secara rohani yang melibatkan akal budi, sehingga seseorang dapat menerima kesaksian Tuhan tentang Diri-Nya, tentang manusia, dan semua realitas kehidupan. Jadi, kerendahan hati adalah sikap hati untuk tunduk kepada Tuhan.

Kerendahan hati berlawanan dengan kesombongan. Sombong karena kelimpahan materi, dan anggapan diri sendiri adalah yang paling baik, paling pandai, dan paling maju dalam hal spiritual (‘spiritual pride’ Kesombongan dalam hal materi berhubungan dengan hal yang kelihatan seperti kecantikan, kekayaan, nama baik, pangkat dan kehormatan. Kesombongan materi adalah jenis kesombongan yang paling rendah, dan paling mudah diatasi untuk mencapai kerendahan hati.


Dalam segala sesuatu kita tidak mencari pujian, tetapi mencari bagaimana agar dapat melakukan sesuatu yang berguna, untuk kebaikan. Kita juga harus siap meminta maaf, untuk segala kesalahan yang kita lakukan, baik terhadap Tuhan dan orang lain, dan rajin untuk mengucap syukur untuk segala karunia yang Tuhan berikan kepada kita.

Sikap seperti ini adalah sikap seorang pelayan, oleh karena itu, kerendahan hati menjadi dasar dari pelayanan Kristiani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...