Senin, 15 Maret 2021

REFLEKSI : 60 PERSAUDARAAN SEJATI

 

Kebutuhan manusia yang utama adalah  ketenangan hidup. Mengapa? Ketenangan  hidup merupakan dasar persaudaraan sejati. Artinya, kita bersaudara karena ada persaudaraan. Itu sebabnya,  dalam dan melalui perhormatan terhadap martabat dan hak dasariah manusia,  mampulah kita pada kesadaran sebagai imago Dei (Citra Allah).

 

Persaudaraan sejati, yang didasarkan pada pengakuan, penghargaan, dan penerimaan sesama, seperti apa adanya,   akan menjadi kekuatan yang luar biasa dahsyatnya dan akan mengubah wajah dunia manakala manusia hidup di dalamnya.

 

Refleksi kita, tentu saja, bagaimanakah memupuk, mengembangkan, dan melestarikan prinsip hidup: kita bersaudara karena ada persaudaraan? Ada lima hal yang layak dihidupi dan dihidupkan, yaitu: senyum, sapa, salam, terima kasih, dan maaf

 

SENYUM

 

Tersenyum  itu baik untuk kesehatan. dapat memperlambat detak jantung dan mengurangi stres. Senyuman. tulus, dengan didasarkan pada kerendahan hati, kegembiraan, dan kebahagiaan akan   menjadi berkat. Tanpa sepatah kata pun, orang akan merasakan empati kita, bahwa kita menghargai, menghendaki, dan menerima kehadirannya. Senyum bagaikan segelas air dingin, saat terik dan panas matahari.

Senyum nenyirakatkan perasaan kita, nurani kita, jiwa kita, bahkan pikiran kita. Senyum tulus bagaikan nyala lilin di tengah kegelapan. Senyum adalah  tanda kehadiran gambar Allah dalam diri kita. “Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera” (Bil. 6:25-26).

Allah dapat memakai senyum Anda untuk memberikan semangat baru kepada orang yang membutuhkannya.


 

 

SAPAAN

Kata sapaan: Selamat Pagi, Salam Sejahtera, Halo, Hai, Assalamualaikum.., Shalom memiliki makna mendoakan orang yang diajak berbicara. Misalnya, “Selamat Pagi”, mengandung makna “Semoga Anda pagi ini dalam keadaan selamat”.

Dalam injil lukas, ada refleksi yang sangat lugas, “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”  (Luk.10:5-6). Sedang, Paulus memiliki ciri khas dalam menyapa jemaatnya,  “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” (I Kor. 1:3)  

SALAM

Sangat  dashyat jika  kata-kata salam damai sejahtera menjadi karakter saat berjumpa, berkunjung ke sanak famili,? Bahkan, di manapun dan kapan pun kita bertemu sesama atau setiap tempat yang kita masuki? Bukankah akan sangat dashyat apabila kita memberkati kantor kita, sekolah kita, gereja kita, dan setiap tempat yang kita masuki dengan kata-kata salam sejahtera itu? Bayangkan jika kantor kita penuh dengan damai sejahtera dan berkat Tuhan karena setiap orang percaya mengucapkan kata salam sejahtera di kantor tersebut. Ingat bahwa ada kuasa perkataan dalam setiap apa yang kita ucapkan.

Hanya, ada kecenderungan, pengucapan salam ini, yang dipengaruhi oleh syair lagu seperti ini: “Selamat pagi Bapa, selamat pagi Yesus, selamat pagi Roh Kudus….” (“Semoga Yesus pagi ini dalam keadaan selamat, dst., dst)”.

Atau, dan ini yang selalu terjadi, masa bodoh, acuh tak acuh, bahkan kehadiran oran lain tidak pernah ada.

Terima Kasih

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan…” (1 Yoh 4: 18)” Ucapan terima kasih akan menjadi pupuk persaudaraan. Akan menjadi perekat. “kita bersaudara karena ada persaudaraan.

Hal tersebut mengingatkan lagu Celine Delon, La Voix Du Bon Dieu:

Cette melodie prise dans la vie
Avec un sourire ou deux
Des qu'elle nous touche
On entend mieux la voix du bon Dieu

(Melodi itu menyatu  dalam hidup

Dengan senyuman tulus

Begitu menyentuh  

dalam  suara Tuhan kudus)

Ucapan terima kasih merupakan perwujudan etika, moral, dan religiositas. Perwujudan persaudaraan sejati. Artinya, dengan dan bersama sesama KITA BERHARGA, BERNILAI. Kasih Tuhan begitu sempurna sehingga kita sangat berharga. Kasih Tuhan begitu sempurna sehingga semua ciptaan-Nya juga sempurna.

 

Kita yakin dan percaya, bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1Yohanes 4:10). Itulah kasih yang sempurna!

Kita tidak perlu hidup dalam rasa takut, karena Tuhan sudah mengasihi kita dengan kasih-Nya yang sempurna.  Dengan demikian kita dilayakan dan dimampukan untuk MENJADI SALURAN KASIH...

 

Sayangnya banyak orang yang belum tahu akan hal ini sehingga mereka hidup penuh dengan rasa takut dan kuatir.

 

Kasih Tuhan yang dinyatakan Yesus di kayu salib telah melenyapkan semua rasa takut kita. Karena dosa kita sudah ditanggung-Nya di kayu salib sehingga kita punya jaminan akan hari esok: senyum, salam, sapaan, dan terima kasih pada sesam.

 

Tentunya, dengan membangun hidup KITA BERSAUDARA, KARENA ADA PERSAUDARAAN..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...