Selasa, 02 Maret 2021

REFLEKSI : 30 CERDAS BERCERMIN DIRI

Bila mawas diri dan introspeksi menjadi kerinduan kita sebelum dan sesudah beraktivitas, sebelum dan sesudah menjalani hari baru, kita akan dimampukan untuk menjadi orang-orang yang teguh-tanggap-tangguh dalam menziarahi hidup dan kehidupan ini.

Pernahkah kita mencoba memaknai kata wawas diri, mawas diri, atau introspeksi? Adakah kesadaran baru dalam pergumulan dan pergulatan hidup? Adakah hasrat-minat untu mengubah paradigma-orientasi-artikulasi hidup dan kehidupan yang kita jalani?

Mewawas berarti meneliti: melihat dengan cermat hingga menemukan hakikat. Bermakna juga meninjau-mengamati-memandang, tentu saja, tidak sekadar menggunakan indera penglihatan. Di dalamnya terindikasikan ‘melihat’ dengan hati nurani.

Mawas diri atau mewawas diri menunjuk pada kecerdasan melihat diri sendiri. (Sama hakikatnya dengan kata introspeksi: melihat sedalam-dalamnya). Kejujuran-ketulusan mendasari ‘usaha periksa diri’: what I am dan Who I am. Apa dan siapakah aku?

Bahkan, tidak sekadar melihat apa dan siapa. Dalam mewawas diri-berintrospeksi kita ‘menjelajah ranah: mengapa dan bagaimanakah aku’. Mawas diri-wawas diri-introspeksi, kini-sini, menjadi sangat langkah. Orang takut datang kepadanya. Orang was-was, gelisah, cemas untuk melakukan.

Orang menjadi tak berdaya bila ‘mendengar’ atau ‘membaca’ kata introspeksi-mawas diri-wawas diri. Kita menjadi lupa bahwa kualitas hidup dan kehidupan hanya dimungkinkan bila orang tekun-setia-tulus melakukan sebelum dan sesudah tidur.

Kita menjadi lupa bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain terletak pada kecerdasan mawas diri-wawas diri-introspeksi. Realitas hidup memperkokoh dan mempertajam asumsi ‘ketakutan’ manusia untuk bercermin diri.

Kita tidak bisa mengurai dengan nalar sehat bagaimana orang yang tekun melaksanakan kewajiban-kewajiban keagamaan tetapi tetap korupsi?

Kita tidak bisa memahami bila pemilik yayasan-kepala sekolah-guru melarang murid-muridnya untuk menghormat bendera dan melagukan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kita tidak bisa menjabarkan hingga menemukan sebuah kebenaran objektif pelaku-pelaku korupsi selalu beralasan sakit dan begitu mudahnya pergi ke luar negeri untuk berobat..

Sahabat, hidup ini pendek-singkat-sesaat. Haruskah kita bermain-main dengan hidup dan kehidupan ini? Haruskah kita ‘menghancurkan’ kehidupan yang sebenarnya? Haruskah kita menyerah pada pernik-pernik kehidupan yang hanya menghadirkan kepuasan-kenikmatan sesaat?

Haruskah prinsip hidup kaum hedonis.”Coromemus nos rosis, cras enim moriemur”; marilah kita nikmati hidup sepuas-puasnya sebab besok pagi kita akan mati’? 

 

“Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh ditelan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Tuhan. Tuhan memberi tempat pada orang yang sebatang kara. Tuhan mengeluarkan orang-orang tahanan sehingga mereka bahagia…” (Mazmur 68: 4-5)

Bila mawas diri dan introspeksi menjadi kerinduan kita sebelum dan sesudah beraktivitas, sebelum dan sesudah menjalani hari baru, kita akan dimampukan untuk menjadi orang-orang yang teguh-tanggap-tangguh dalam menziarahi hidup dan kehidupan ini.

Implementasinya, kita tidak surut langkah bila berhadapan dengan masalah. Kita tidak patah arah bila harus berhadapan dengan kegagalan. Sebaliknya, kita tidak menjadi sombong bila hidup menjadi lancar dan sukses. 


 

Sahabat, marilah kita jalani hidup ini dengan ‘cerdas bercermin diri’ hingga kita cerdas memahami, mengakui, menerima, dan mencintai sesama seperti apa adanya. Mengapa?

Sebab, “Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh ditelan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Tuhan. Tuhan memberi tempat pada orang yang sebatang kara. Tuhan mengeluarkan orang-orang tahanan sehingga mereka bahagia…”

Inilah iman. Inilah pergumulan hidup dan kehidupan yang Tuhan kehendaki…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...