Sikap mental ‘ada udang di balik batu’ tidak manusiawi karena manusia mengingkari jatidirinya. Manusia mengingkari kodrat insaniah sebagai manusia. Mengingkari daya ilahi, roh ilahi yang bertahta dalam dirinya. Dalam alur hidup pengingkaran inilah manusia hidup dalam kemunafikan.
Sikap mental ‘ada udang di balik batu’ merambah semua segmen kehidupan. Ada sesuatu yang tersembunyi, ada maksud tertentu di dalam sikap manis yang dilakukan. Ada keinginan tertentu di balik perilaku santun-ramah-sopan. Ketulusan-keikhlasan menjadi sangat mahal dan langka.
Sikap mental ‘ada udang di balik batu’ kejujuran menjadikan hidup tidak wajar dan tidak manusiawi. Tidak wajar karena orang cerdas bertopeng. Aneka ragam topeng kehidupan dikenakan tanpa merasa bersalah-berdosa.
Aneka ragam topeng kehidupan dikenakan dalam konteks hidup yang beragam: dalam keluarga, dalam pergaulan, dalam komunitas, di tempat kerja. Topeng-topeng kehidupan menjadi gaya hidup memikat. Topeng-topeng kehidupan menjadikan manusia sukses berperan.
Sikap mental ‘ada udang di balik batu’ tidak manusiawi karena manusia mengingkari jatidirinya. Manusia mengingkari kodrat insaniah sebagai manusia. Mengingkari daya ilahi, roh ilahi yang bertahta dalam dirinya. Dalam alur hidup pengingkaran inilah manusia hidup dalam kemunafikan.
Pergumulan dan pergulatan hidup terjadi tanpa lurus hati. Kecurangan menjadi hal biasa. Berbohong-berdusta menjadi hal wajar dalam pergaulan hidup. Bahkan, perselingkuhan menjadi hal yang ‘lumrah’.
Tidak ada ketulusan hati. Ketidakjujuran bukan sebuah kesalahan. Orang menjadi tidak bersalah bila ucapan-perkataan tidak diwujudkan dalam perbuatan. Orang merasa benar bila janji-janji diingkari. Orang merasa biasa-biasa saja, jika melukai perasaan orang lain.
Sahabat, haruskah kita mempertahankan sikap mental ‘ada udang di balik batu’? Haruskah kita menghancurkan hidup kita sendiri? Tidakkah hidup kita di dunia ini hanya sementara-sebentar-sesaat? Tidak percayakah kita bahwa kehidupan kekal, kehidupan abadi kita persiapkan dalam pergumulan dan pergulatan hidup di dunia ini?
Pasti kita tidak ingin menderita selamanya. Pasti kita ingin berada dalam panas api neraka. Pasti kita ingin hidup bersama Tuhan Yang Mahabesar di Kerajaan Surga. Pasti, kita ingin hidup bahagia sesudah kehidupan di dunia fana. Kalau begitu haruskah kita tetap terkungkung Sikap mental ‘ada udang di balik batu’?
Tidak, ki
ta harus menginggalkannya. Kita harus bermetanoia: berbalik dan bertobat.
Inilah ayat-ayat suci dari mazmur Daud yang akan menuntun kita untuk berhati tulus-ikhlas-jujur-apa adanya-percaya akan penyelenggaraan ilahi.
Inilah ayat-ayat suci dari mazmur Daud yang mencerahkan dan memantapkan langkah untuk berjalan di jalan Tuhan:
“Pada-Mu, ya Tuhan aku berlindung, lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu. Sedengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamtkanlah aku. Jadikanlah bagiku gunung batu, tempatku berteduh, kubu pertahananku, sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.” (Mazmur 71:1-3)
Sahabat, hidup adalah pilihan. Salah pilih penderitaan menyengsarakan sepanjang masa.
Tuhan memberkati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar