Minggu, 11 Desember 2011

Pengantar Antropologi

Hingga kini, orang memahami budaya dan kebudayaan sekadar hasil. Budaya dan kebudayaan sekadar dipahami sebagai bangunan kuno, tarian, lukisan. Kita lupa bahwa kebudayaan adalah suatu proses. Proses berpikir, proses merasa, dan proses bertindak baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat-bangsa-negara.

Budaya sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam fisik, pribadi, dan sosial yang disempurnakan untuk realisasi pemanusiaan, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok dalam masyarakat. Usaha pembudayaan selalu berlanjut ke wujud yang lebih sempurna dan tiak akan berakhir. Dalam hal ini, tentu saja, bukan jumlah kuantitatif atau kualitatif nilai-nilai yang menjadi ukuran kemajuan wujud budaya, melainkan sintesis atau konfigurasi nilai-nilai dalam kehidupan kongkret.

Wujud budaya sebagi himpunan gagasan merupakan wujud yang paling abstrak karena himpunan gagasan berbeda dalam pikiran setiap pribadi. Itu sebabnya wujud budaya sebagai suatu himpunan gagasan sering disebut sistem budaya (cultural system).

Sebagai sistem himpunan, gagasan hanya dapat dipelajari, diinternalisasikan, didarahdagingkan, dikomunikasikan, dan berlangsung terus-menerus. Budaya sebagai himpunan gagasan disebut budaya subjektif (covert culture). Perwujudan kongkret sistem budaya tampak dalam kesehatan badan, penghalusan perasaan, kecerdasan budi dengan kecakapan mengomunikasikan.

Mengingat sifatnya yang tidak tampak maka kita berhadapan dengan realisasi dalam sistem nilai budaya, pandangan hidup, etika, ideologi, dan sistem norma.

Wujud budaya sebagai sejumlah perilaku berpola menjadi lebih kongkret karena tampak dalam perilaku manusia yang saling berinteraksi dalam suatu masyarakat. Budaya sebagai wujud perilaku berpola disebut juga sistem sosial karena dapat diamati, didokumentasi, dipotret, bahkan difilmkan.

Dalam wujud sistem budaya, budaya tidak hanya terdiri atas upacara atau ritus, tetapi juga perilaku manusia dan kebiasaan keseharian seperti makan, berbicara, bekerja, beristirahat, menulis, berdoa, dsb. Termasuk juga perilaku agresif seperti marah, bertengkar, berkelahi, atau berperang.

Dalam antropologi pengertian budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Itu sebabnya, seluruh tindakan dibiasakan dengan belajar atau internalisasi.

Pengantar Antropologi sangat layak sebagai bahan refleksi anak-anak muda menjelang dewasa hingga berkemampuan berproses untuk menemukan jati diri, integritas, maturitas, dan nasionalisme.


Diterbitkan di: 11 Nopember, 2011

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2227775-pengantar-belajar-antropologi/#ixzz1gHBcFxU5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...