Minggu, 11 Desember 2011

Les Femmes Saventes

Bersyukurlah saya karena dari koleksi buku, selama ini, terdapat karya “Empu Komedi dalam Kesusastraan Barat, Jean Baptiste Poquelin, dengan nama panggung Moliere. Buku berjudul ‘Les Femmes Savantes ‘ dipentaskan pertama kali pada 11 Maret 1672, 10 bulan sebelum Moliere meninggal dunia.

Entah berapa kali saya telah membacanya, saya tidak mengingatnya. Namun, sehabis membacanya selalu terbersit “roh kreatif Moliere”: tu dois faire et donner.

Molier adalah creator komedi modern Perancis. Les Femmes Savantes merupakan salah satu karya spektarulernya. Saya sangat kagum. Betapa tidak? Dalam waktu 14 tahun malang-melintang dalam dunia pentas dengan 85 pementasan, 31 naskah Moliere tulis sendiri. Artinya, dalam satu tahun Molier pentas sebanyak 6 kali, Dalam satu tahun, ia menulis 2 naskah pentas. Sebuah prestasi luar biasa dengan konteks kehidupan pada abat ke-17.

Molier dilahirkan di Paris, Perancis, 15 Januari 1622. Dalam usia 51 tahun, sepekan setelah pementasan “Le Malade Imaginaire (10 Februari 1673) Molier meninggal dunia, 17 Februari 1673.

Ibu tercintanya, Marie Cresse, meninggal saat Moliere berusia 10 tahun. Sehingga, bisa dipahami, apalagi Moliere tidak begitu dekat dengan ayahnya, Jean Poquelin, tragedi menjadi tema-tema drama Moliere. Humor, satire menjadi sarana Moliere untuk ‘menjadi saksi kebenaran’ dalam mengungkap kemunafikan, kritik social. Tak mengherankan ada beberapa naskah yang dilarang untuk dipentaskan. Sekadar menyebut contoh, “Le Tartuffe ou L’Imposteur” atau “Dom Juan ou Festin de pierre”.

Les Femmes Savantes terdiri dari lima babak. Menceritakan Henriette dan Clitandre. Sepasang kekasih yang mendapat dukungan dari sang ayah, tetapi mendapat halangan dari sang ibu. Babak pertama dimulai kegalauan Henriette. Ia meminta pada Clitandre agar meminta restu pada calon ibu mertua. Konflik pun mengalir hingga babak kelima Henriette harus kecewa karena cinta hanya dipahami sebatas uang saja. Kelebihan Les Femmes Savantes adalah kritikan atau satire pada pendidikan untuk kaum perempuan Perancis.

Harus diakui bahwa kehadiran Moliere sangat berpengaruh pad masa restorasi Perancis pada abad 19. Kelompok-kelompok teater di Perancis dan Inggris meniru gaya, tema, dan bentuk pentas Moliere. Sayang, buku-buku Moliere yang telah diindonesiakan sangat terbatas, hingga tidak dapat menjadi komparasi dalam berteater. Meski, ada beberapa pentas teater yang mengadaptasi karya Moliere.
Diterbitkan di: 01 Desember, 2011

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2234641-lea-femmes-savantes/#ixzz1gH9nlS00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI : 104 PAHLAWAN NASIONAL ROBERT WOLTER MONGISIDI

Robert dilahirkan di Malalayang< Manado,   anak ke-4 dari Petrus Mongisidi dan Lina Suawa,   14 Februari 1925. Panggilan akrab Robert...