Suatu realitas hidup, yang akhir-khir ini menggejala, adalah munafik dan kemunafikan. Orang munafik selalu sigap bermuka dua. Ada ketidakjujuran. Ada kesenjangan antara tutur kata dan perbuatan. Perkataan dan perbuatan bertolak belakang. Orang munafik menjalani hidup seperti bunglon.
Sangat lihai berubah ‘warna hidup’. Sangat cerdas untuk menyesuaikan lingkungan hidupnya. Seperti bunglon kelihaian berubah warna, tentu saja, demi teraihnya keuntungan diri. Demi hidup aman-terpandang-sukses, orang munafik berganti-ganti ‘setting hidup’
Hidup dalam kemunafikan menyuburkan penghayatan hidup yang semata-mata mencari-mengejar-meraup keuntungan diri dari setiap kesempatan tanpa mempertimbangan etika dan moral. Kemunafikan menjadikan orang tidak lagi malu-risih-takut dalam perbuatan-perbuatan tercela.
Benarkah MANUSIA BUNGLON berjajar dari sabang-merauke?
BalasHapusMulai hari ini saya, JS Kamdhi, akan mengunggah refleksi...mulai refleksi 1 sampai refleksi 250...
BalasHapusSilahkan berkomentar...